Sabtu, 22 November 2008

Marketing VS Sales

Saat ini paradigma dari kebanyakan perusahaan masih menyamakan fungsi Marketing dengan Sales, padahal kalau dilihat dari sisi bahasa pun sudah jelas berbeda, Marketing berasal dari kata Market yaitu pasar dan fungsi dari Marketing pun menjadi memasarkan atau mencari pasar. Hal ini memiliki sudut pandang yang berbeda dari Sales yang berasal dari kata “jual” atau “bagian penjualan”.

Bahkan saya sependapat dengan Bapak Marketing Indonesia bahkan Asia yaitu Hermawan Kartajaya, dengan menyatakan bahwa saat ini Market lebih penting dari Marketing-nya dan Marketing sebagai suatu fungsi di satu departemen sudah mati alias tidak relevan lagi karena semua departemen di suatu perusahan harus memiliki value atau nilai-nilai Marketing. Oleh karena itu sudah sebaiknya fungsi Marketing dan Sales dipisah agar proses dari pencarian pasar dan target penjualan dapat berjalan dengan sempurna, walau Sales pun harus memiliki value dari Marketing.

Marketing ini seperti never ending story, dimana Inovasi harus stay sustainable atau tetap berkelanjutan jangan sampai kita kehabisan ide dan biarkan tiap-tiap individu di perusahaan memberikan saran dan kritik kepada kita karena setiap SDM adalah sebuah intangible asset yang belum tergali segala idenya. Bagian Sales pun demikian beratnya dengan segala beban target yang ada di kepalanya, biarkan mereka ber “Inovasi” agar mereka tidak merasa terbebani oleh perusahaan dan malah akan menghasilkan sesuatu yang mengejutkan seperti hal-hal baru dari pemikiran mereka sendiri, ya tapi tetap sesuai etika dan koridor perusahaan kita. Yang penting jangan kaku dan jadikan setiap individu menjadi asset yang tidak ternilai, gali segala potensi mereka.

Bagaimana menurut anda?...Semua kembali kepada kebijakkan perusahaan anda…

Customer Satisfaction

Ada 3 (tiga) hal yang dapat menjadi prioritas bagi kita seorang marketer untuk kepuasan pelanggan, yaitu :

Excellent Services
Brand Value
Quality of The Product

Kalau boleh saya jelaskan satu persatu apa yang saya sebutkan diatas adalah, yang pertama, kenapa services saya tempatkan di bagian pertama?...karena services adalah hal yang vital bagi customer dan masalah pelayanan adalah simbol dari interaktif di antara perusahaan dan customer, bila baik maka positioning di benak customer tentang perusahaan kita akan baik pula, bila buruk maka yakinlah bahwa customer tidak perlu kita beri insentif untuk membicarakan hal tersebut kepada orang lain dimana hal tersebut akan merusak brand kita.

Yang kedua, brand value sangat penting karena hal yang terpenting setelah services adalah sebuah brand yang dapat dipercaya oleh khalayak ramai dimana akan memudahkan kita sebagai marketer untuk memasarkan.

Ketiga, quality of the product, kenapa?...walau zaman sekarang every business is a services business (setiap usaha adalah usaha pelayanan) tetap saja masalah produk yang memiliki kualitas baik yang akan memuaskan customer, misalnya sebuah barang yang bisa diukur kualitasnya maupun sebuah pengalaman “ngopi” ala Starbucks yang sesuai tagline mereka adalah “the real coffee experience” dan starbucks memposisikan diri sebagai tempat “ngopi” ketiga setelah rumah dan kantor.

Oleh karena itu ketiga hal ini merupakan hal yang patut diprioritaskan oleh kita agar kepuasan pelanggan jangan hanya menjadi simbol perusahaan belaka. Bagaimana menurut anda?...

Zaman komunikasi Marketing

Saat ini kita telah memasuki zaman dimana menurut Mcluhan kehidupan manusia dibagi menjadi 4 (empat) fase, yaitu berburu, pertanian, industri, dan informasi. Kalau boleh saya jelaskan satu per satu dari fase tersebut maka saya mulai dari berburu, yaitu zaman dimana manusia akan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari sumber makanan. Bila sumber makanan di satu tempat itu sudah habis maka habis pula harapan manusia itu ditempat itu dan mereka akan mencari tempat baru untuk kembali mencari buruan baru demi kelangsungan hidup.

Yang kedua zaman pertanian, di zaman ini manusia sedikitnya sudah memiliki sistem dimana mereka tidak perlu berpindah tempat lagi untuk mencari sumber penghidupan, karena mereka sudah menetap di suatu tempat dimana mereka bercocok tanam dan berternak sebagai sumber penghidupan mereka.

Yang ketiga adalah zaman industri, pada zaman ini manusia mulai mencari keuntungan atas apa yang mereka buat, ciptakan, atau lakukan. Disini zaman dimana manusia telah menemukan suatu sistem yaitu sistem kapitalisme dimana manusia selalu mencari keuntungan pribadi maupun industri tanpa memperdulikan orang lain, kalaupun ada yang perduli perbandingannya tidak seberapa.
Dan yang terakhir dan yang saat ini kita rasakan, yaitu zaman informasi dimana manusia akan dimanjakan oleh suatu sistem yang dapat mempermudah kehidupan manusia, dan yang paling fenomenal adalah ditemukannya internet dimana menghapus ruang dan waktu sehingga seakan bumi yang luas ini seakan sempit karena ada internet. Siapapun, dimanapun, kapanpun setiap manusia di muka bumi ini dapat mengakses dunia melalui internet, mengetahui kejadian, berkomunikasi, berinteraksi dengan manusia dibelahan dunia lain secara on line real time.

Oleh karena itu segala tekhnik komunikasi dan marketing sangat diperlukan di zaman informasi ini karena bila informasi hanya dibekali oleh ilmu komunikasi tanpa ilmu marketing maka akan sulit untuk mengetahui sesungguhnya apa yang diinginkan oleh customer dan calon customer kita. Dan kita seakan product driven dimana customer mau tidak mau akan membeli apa yang kita buat, kita harus market driven bahkan customer driven dimana apa yang menjadi rencana, produk, maupun service harus berdasarkan kebutuhan dan keinginan customer.

Bila semua ini telah kita sadari maka kita tidak akan kesulitan menghadapi derasnya arus informasi yang setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detik akan kita terima di PC atau laptop kita. Dan kita harus bisa merebut market share di dunia maya (internet), jangan hanya produk asing yang membanjiri Indonesia kalau bisa produk Indonesia dapat membanjiri dunia, baik dalam hal informasi tentang kayanya ragam budaya kita sehingga masyarakat asing akan tertarik untuk mengunjungi Indonesia, maupun dalam bidang industrinya, bahkan negara seperti singapura saja hanya bermodalkan mudahnya akses informasi dan yang terutama faktor kepercayaan saja bisa menjadi kekuatan ekonomi yang besar di Asia, bagaimana dengan Indonesia yang kaya dan memiliki penduduk yang besar dimana penduduk yang besar itu jangan dianggap menjadi beban bagi pemerintah justru akan menjadi kekuatan ekonomi yang dahsyat apabila daya beli dan saing masyarakat Indonesia sudah baik. Maka dari itu harus dimulai dari sekarang kita memperbaiki infrastruktur informasi yang baik di Indonesia, dari desa sampai kota, dari Aceh sampai Merauke, dan dari Miangas sampai Timor Barat, maka masyarakat Indonesia akan terbuka dengan dunia luar, dengan peluang-peluang yang ada di internet. Jadi, bagaimana Indonesia?...siap menjadi macan kembali?...